Bupati: Perjuangan Kaum Santri Sudah Sepatutnya Diapresiasi

By Lintas Merah 24 Okt 2018, 15:13:14 WIB Way Kanan
Bupati: Perjuangan Kaum Santri Sudah Sepatutnya Diapresiasi

Way Kanan, lintasmerah.com- Pemerintah sudah sepatutnya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuknya dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal itu dikatakan Bupati Waykanan, Lampung, Raden Adipati Surya, saat membacakan sambutan tertulis Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin pada upacara Peringatan Hari Santri Nasional Tingkat Kabupaten Waykanan Tahun 2018 di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’alimin Kampung Jayatinggi, Kecamatan Kasui, Senin (22/10/2018).

“Sebaiknya momentum tersebut membuahkan persaudaraan dan persahabatan yang sangat bersejarah bagi umat Islam, sehingga kedua pihak saling berkontribusi membangun masyarakat madani yang kemudian menjadi contoh ideal peradaban dunia,” ujar bupai yang akrab disapa Adipati itu.

Oleh karena itu, kata Adipati, peringatan Hari Santri harus dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkemajuan berkesejahteraan, berkemakmuran dan berkeadilan.

"Kalangan pesatren dalam hal ini adalah para kiyai, santri dan elemen umat Islam yang belajat kepada orang-orang pesantren dan diharapkan oleh segenap bangsa Indonesia untuk mencurahkan energinya dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat di tengah situasi saat ini yang penuh dengan berbagai fitnah,” lanjut Adipati.

Berkaca pada sejarah, lanjut Adipati, Hari Santri merujuk apda keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang memantik terjadinya peristiwa heroic 10 November 1945 di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Revolusi Jihad adalah adalah seruan umana-santri yang mewajibkan setiap muslin Indonesia untuk membela kedaulatan Tanah air dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

“Namun pada kenyataannya, Resolusi Jihad itu telah melebur sekat-sekat antara kelompok agamis, nasionalis, sosialis, dan seterusnya di kalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang. Resolusi Jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu yang bersifat vertikal atau hablun minallah, dengan kepentingan bersama yang bersifat horizontal atau hablun minannas melalui fatwa ulama yang mendudukkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius,” lanjut Adipati.

Selanjutnya Adipati juga mengatakan bahawa Hari Santri ini merupakan momentum untuk mempertegas santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun, kepada siapapun.

“Melalui upacara bendera Hari Santri kali ini, saya ingin menyampaikan bahwa Kementerian Agama pada peringatan tahun 2018 ini mengusung tema Bersama Santri Damailah Negeri'. Isu perdamaian diangkat sebagai respon atas kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan, seperti maraknya hoaks, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme,” pungkas Adipati dilanjutkan dengan pelepasan pawai santri. (fendi/nt/red)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Write a comment

Ada 3 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment